Frighten

Menatap keluar jendela di pagi hari, bukan.. bukan pagi, ini masih dini hari. Buktinya itu lihat potongan tubuh dalam kafan melompat-lompat!..Oh sungguh indah dan elegan! Aerodinamis walau terkesan acak-acakan.

Sekali lompat, dua tiga polisi tidur terlampaui. Hebat! Selama saya hidup saya tidak pernah melihat ada manusia melompat sejauh itu. Itu bukan manusia, itu Pocong! Katakan lah Oom Pocong, katakanlah padaku, apa yang membuat mu melompat begitu jauh? Memangnya apa lagi yang kamu cari? sedangkan hidupmu sudah berhenti ketika kamu berbaring dengan kain yang kau pakai itu?

Lalu dia menoleh kearahku, tatapannya dingin, dingin karena celah matanya kosong menyebabkan saya tidak tahu bagaimana isi hatinya. Namun suara itu terdengar oleh ku. Itu suaranya, pasti suaranya. Begini dia menjelaskan.

"Aku, nak. Sosok yang dibungkus kafan ini pernah hidup seperti mu, pernah pula jadi muda.."
"Aku, nak. Sosok yang kamu panggil pocong ini pernah juga seperti mu, suka bertanya, suka penasaran, pernah bingung, pernah juga tercerahkan"
"Aku, nak. Tidak pernah memilih untuk dihidupkan, juga tidak memilih untuk menolak kematian, aku jalani apa yang terjadi pada ku, apa adanya nak, apa adanya. Lalu kematian datang"

"Aku, nak. Makhluk pelompat ini, bisa melompat sejauh ini karena aku bebas nak, aku bebas, sebebasnya. Aku bisa melompat ratusan kali lebih jauh dari yang kau lihat tadi. Aku bebas nak, karena aku tak berbatas. Tak terbatas pada tubuh jasmani yang mengbungkus diriku, tak terbatas pada kehendak yang membelenggu, jangan kau bingung, karena aku, kami sebangsaku berbeda dengan dirimu. Dan kamu tidak boleh tahu sebatas ini, karena nak, karena kamu masih hidup. Itulah batasmu!"

"Kehidupan nak, hidupmu membatasi mu. Maka untuk bebas dari hidup mu nak, maka matilah. Kematian memberimu kemerdekaan penuh atas hidup mu!"

Aku tanya, "Bagaimana rasanya mati?"

dia menjawab, "Entah lah nak, saya tidak akan ceritakan padamu, biarlah rasa kematian menjadi misteri bagimu, jangan dicari jawabannya, kamu akan merasakannya jika waktu mu tiba."

"Aku melompat-lompat seperti ini nak, karena seperti inilah keadaan ku setelah mati, walau aku merdeka bebas tak terbatas, aku tidak bisa memilih untuk hadir dalam sosok lain. Ini lah aku setelah aku mati. Walau kami bebas, kami iri pada kalian yang hidup. Kalian yang hidup bisa menjadi apa saja yang kalian mau. Meraih apa saja yang kalian ingin. Cita-cita nak, dan impian tentunya, yang kalian makhluk bernyawa masih miliki. Kami makhluk yang pernah mati tidak lagi punya itu."

"Maka dari itu nak, gunakan waktu mu saat hidup sebaik mungkin, kejar apa yang kamu inginkan, lakukan yang ingin kamu lakukan, jangan ditunda, karena kematian datang kapan saja dia mau"

Dan ayam jantan mulai berkokok..

"Nak, sepertinya aku harus pergi. Aku masih bisa melihat kamu di siang hari, tapi kamu tidak. Kamu masih bisa melihatku malam hari, khususnya malam ini, karena aku, si Pocong ini, ada sebagai peringatan bagi kalian yang masih hidup!"

dan ini adalah pesan terakhir sebelum dia pergi:

"Nak, ada satu lagi hal yang ingin ku sampaikan padamu. Selain kematian, ada satu lagi yang bisa memerdekakan dirimu dari kehidupan, membuat dirimu memegang kendali penuh atas hidupmu!"

Apa itu Oom poc?

"Ilmu pengetahuan, nak."

Dan sosok itu melompat jauh tiba-tiba lalu menghilang..

Komentar

  1. pocong keliling sampe dirumahmu ya? bijak sekali dia, ahaha!

    BalasHapus
  2. Iya, sangat bijak. Andai saja bentuknya tidak menyeramkan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer