22nd
Pada suatu hari saya dilahirkan. Itu saya ada direncanakan atau tidak, diakibatkan oleh ayah dan ibu saya yang coba-coba berpacaran, sehingga suatu saat ayah saya coba-coba melamar ibu saya, dan ibu saya coba-coba menerima lamaran ayah saya, lalu kemudian mereka coba-coba menikah, dan kemudian coba-coba membikin anak atas dasar suka coba-coba. Lalu karena banyaknya percobaan yang dilakukan semata mata karena coba-coba, maka lahir lah saya karena banyak coba-coba itu. Ini saya coba-coba agar pas dengan slogan sebuah iklan "Buat anak kok coba-coba".
Walaupun awalnya coba-coba, tetapi pada setiap malamnya orang tua saya berharap dalam doanya pada Tuhan. Agar saya menjadi anak harapan keluarga, harapan bangsa dan harapan agama. Saya juga berharap agar doa orang tua saya dikabulkan, dan saya menjadi yang mereka harapkan.
Lalu kemudian di suatu pagi dengan tanpa terpaksa saya harus bangun pagi-pagi, untuk tanpa terpaksa pergi sekolah oleh orang tua saya yang tanpa terpaksa menyekolahkan saya. Ini seolah olah terdengar memaksa, namun demi Tuhan Yang Maha Tidak Terpaksa, itu semua dilakukan tanpa terpaksa.
Lalu kemudian, saya memilih jalan saya sendiri. Makan sendiri, minum sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, semuanya saya lakukan sendiri. Hanya berkembang biak yang belum dilakukan, dan pastinya itu tidak sendiri, karena saya bukan jenis hewan yang membelah diri, itu di bahas di pelajaran Biologi dalam kegiatan sekolah saya yang tanpa terpaksa itu.
Dan menginjak 22 tahun ini. Saya masih begini adanya. hidup apa adanya. Lalu saya pulang kerumah yang apa adanya. Dan saya disambut oleh keluarga yang apa adanya. Karena di rumah itu lah, saya bisa diterima apa adanya.
Walaupun awalnya coba-coba, tetapi pada setiap malamnya orang tua saya berharap dalam doanya pada Tuhan. Agar saya menjadi anak harapan keluarga, harapan bangsa dan harapan agama. Saya juga berharap agar doa orang tua saya dikabulkan, dan saya menjadi yang mereka harapkan.
Lalu kemudian di suatu pagi dengan tanpa terpaksa saya harus bangun pagi-pagi, untuk tanpa terpaksa pergi sekolah oleh orang tua saya yang tanpa terpaksa menyekolahkan saya. Ini seolah olah terdengar memaksa, namun demi Tuhan Yang Maha Tidak Terpaksa, itu semua dilakukan tanpa terpaksa.
Lalu kemudian, saya memilih jalan saya sendiri. Makan sendiri, minum sendiri, mandi sendiri, pakai baju sendiri, semuanya saya lakukan sendiri. Hanya berkembang biak yang belum dilakukan, dan pastinya itu tidak sendiri, karena saya bukan jenis hewan yang membelah diri, itu di bahas di pelajaran Biologi dalam kegiatan sekolah saya yang tanpa terpaksa itu.
Dan menginjak 22 tahun ini. Saya masih begini adanya. hidup apa adanya. Lalu saya pulang kerumah yang apa adanya. Dan saya disambut oleh keluarga yang apa adanya. Karena di rumah itu lah, saya bisa diterima apa adanya.
Happy 22nd, My Treasure! :)
BalasHapus