Disc Dalam Celana Compact
Kemarin saya install iTunes di Laptop, lalu kemudian saya rip itu semua CD audio yang saya punya, saya bandingkan dengan yang sudah ada di harddisk dengan yang barusan saya rip. Yang sudah ada di hardisk itu format mp3 semua, sedangkan yang dari CD, saya rip ke format mp3 256 kbps. Hasilnya? ternyata kalo ngerip dari CD asli kualitasnya jauh, jauh lebih bagus. Saya kurang tahu istilah teknis nya apa untuk file-file audio yang kualitas bagus, ada yang bilang high fidelity atau dynamics range, ntah lah itu jenis binatang melata apa, yang saya tau, dua istilah itu dipakai dalam istilah audio, khususnya di jaman teknik rekaman digital ini, di mana musik dan suara bisa dimanipulasi dengan mudah dengan software, tinggal klik sana klik sini, jadi deh sa album, dan membuat suara penyanyi yang biasa aja jadi luar biasa.
Setahu saya, mp3 itu dihasilkan dari file audio yang dikompres di sana-sini, yang dikompres apanya saya juga ga tau, mungkin kepalanya, kaya orang yang lagi demam.. Tapi setelah saya perhatikan dan coba bedakan, ini menurut telinga saya loh ya.. Suara dari mp3 itu datar, maksudnya datar disini, semua instrumen dan bunyi dalam sebuah lagu dalam satu file mp3 memiliki intensitas yang cenderung sama (ini saya tidak pakai equalizer di iTunes), mungkin saja dalam proses compressing itu intensitas yang kecil dalam sebuah file akan dikuatkan sampai batas tertentu, kemudian intensitas suara yang besar dilemahkan sampai relatif sama dengan frekuensi yang kecil dan sudah dikuatkan itu. Lalu kemudian digabung dan perbedaan setiap frekuensi itu di potong sedikit, agar volumenya stabil hasil proses sebelumnya itu kemudian dikuatkan bersama-sama, maka jadilah sebuah file audio berukuran kecil dan bersuara keras, ya seperti murid pintar yang sekelas dengan murid tidak pintar, yang pintar kasih contekan saat ujian pada yang tidak pintar, lalu kedua nya lulus bersama-sama, hahahaa..
Lalu saya bandingkan dengan CD audio asli yang saya dengar, ini ada perbedaan, selain suaranya jernih perbedaan intensitas dan frekuensi instrumen yang dihasilkan juga berbeda, ada suara instrumen yang memang tidak keras dan tetap begitu sampai akhir lagu, ada juga suara instrumen yang mendominasi. Itu menurut saya kedengarannya enak dan bagus, coba saja jika ada CD Kangen Band, band yang katanya ga bagus itu, asal original saya pasti mau coba dengar, karena kalau proses mixing nya bagus, ada perbedaan mana instrumen yang harus dikeraskan mana yang tidak, sehingga setiap bagian dari lagu itu terbedakan dengan baik, misalnya antara verse dan reffrain, maka saya pikir itu hasil rekaman yang berkualitas.
Contoh kasus ini saya coba dengarkan Arctic Monkeys yang album pertama, dalam format mp3 terus terang saya bosan saat album ini hanya berjalan 3 track, komentar saya :"Membosankan dan Berisik !" Nah saya bandingkan dengan Testify nya RATM dari CD original The Battle of Los Angeles, yang saya dengar bagus, ini tidak membosan kan, walau sama-sama berisik, ada perbedaan intensitas di setiap bagian lagunya, setiap bagian seperti verse, reff, dan interlude terdefinisikan dengan jelas dengan pengaturan intensitas yang baik. Jadi saya pikir CD original memang benar-benar menjual sebuah "lagu", bukan hanya sebuah "file audio".
Yah memang sih CD original itu mahal, kebanyakan sekarang para pendengar muda lebih memilih yang gratisan seperti download di internet atau beli mp3 bajakan, sah-sah saja kalau kata saya sih, saya juga sering download mp3, dan tidak pernah merasa berdosa, hahahaha.. Namun ada beberapa CD original yang saya beli, karena mungkin nanti di masa depan, CD original akan jadi barang langka, colectable dan profitable, dan dari beberapa itu ada yang hasil rekamannya yang menurut saya bagus, nih contoh nya
Setahu saya, mp3 itu dihasilkan dari file audio yang dikompres di sana-sini, yang dikompres apanya saya juga ga tau, mungkin kepalanya, kaya orang yang lagi demam.. Tapi setelah saya perhatikan dan coba bedakan, ini menurut telinga saya loh ya.. Suara dari mp3 itu datar, maksudnya datar disini, semua instrumen dan bunyi dalam sebuah lagu dalam satu file mp3 memiliki intensitas yang cenderung sama (ini saya tidak pakai equalizer di iTunes), mungkin saja dalam proses compressing itu intensitas yang kecil dalam sebuah file akan dikuatkan sampai batas tertentu, kemudian intensitas suara yang besar dilemahkan sampai relatif sama dengan frekuensi yang kecil dan sudah dikuatkan itu. Lalu kemudian digabung dan perbedaan setiap frekuensi itu di potong sedikit, agar volumenya stabil hasil proses sebelumnya itu kemudian dikuatkan bersama-sama, maka jadilah sebuah file audio berukuran kecil dan bersuara keras, ya seperti murid pintar yang sekelas dengan murid tidak pintar, yang pintar kasih contekan saat ujian pada yang tidak pintar, lalu kedua nya lulus bersama-sama, hahahaa..
Lalu saya bandingkan dengan CD audio asli yang saya dengar, ini ada perbedaan, selain suaranya jernih perbedaan intensitas dan frekuensi instrumen yang dihasilkan juga berbeda, ada suara instrumen yang memang tidak keras dan tetap begitu sampai akhir lagu, ada juga suara instrumen yang mendominasi. Itu menurut saya kedengarannya enak dan bagus, coba saja jika ada CD Kangen Band, band yang katanya ga bagus itu, asal original saya pasti mau coba dengar, karena kalau proses mixing nya bagus, ada perbedaan mana instrumen yang harus dikeraskan mana yang tidak, sehingga setiap bagian dari lagu itu terbedakan dengan baik, misalnya antara verse dan reffrain, maka saya pikir itu hasil rekaman yang berkualitas.
Contoh kasus ini saya coba dengarkan Arctic Monkeys yang album pertama, dalam format mp3 terus terang saya bosan saat album ini hanya berjalan 3 track, komentar saya :"Membosankan dan Berisik !" Nah saya bandingkan dengan Testify nya RATM dari CD original The Battle of Los Angeles, yang saya dengar bagus, ini tidak membosan kan, walau sama-sama berisik, ada perbedaan intensitas di setiap bagian lagunya, setiap bagian seperti verse, reff, dan interlude terdefinisikan dengan jelas dengan pengaturan intensitas yang baik. Jadi saya pikir CD original memang benar-benar menjual sebuah "lagu", bukan hanya sebuah "file audio".
Yah memang sih CD original itu mahal, kebanyakan sekarang para pendengar muda lebih memilih yang gratisan seperti download di internet atau beli mp3 bajakan, sah-sah saja kalau kata saya sih, saya juga sering download mp3, dan tidak pernah merasa berdosa, hahahaha.. Namun ada beberapa CD original yang saya beli, karena mungkin nanti di masa depan, CD original akan jadi barang langka, colectable dan profitable, dan dari beberapa itu ada yang hasil rekamannya yang menurut saya bagus, nih contoh nya
Eric Clapton-Complete Clapton (2 CD)
Menurut saya CD Eric Clapton yang ini bisa dibilang paling bagus mutu sound nya, dari semua CD yang saya punya, yang penyanyi orang luar negeri. CD yang isinya hampir semua keseluruhan dari karier Eric Clapton (kecuali waktu di The Yardbirds). Mulai dari saat masih bergabung Cream, Blind Faith, Derek & The Dominos, jadi soloist, dan ada satu lagu duet bareng B.B King, si raja blues. Dari keseluruhan lagu di sini yang saya dapat adalah aspek historis musikalitas Eric Clapton, Saya dengar setiap track dalam album ini berbeda-beda, tergantung dari band pengiringnya, proses mixing dari band jadul macam Cream sampai lagu Eric Clapton yang baru-baru kaya My Father Eye semuanya ngegambarin aspek historis musik dimana Clapton memainkan musik itu. Misalnya di track-track yang dibawakan Cream bener-bener kentara Blues jaman dulu, ada sedikit nuansa hippies disitu, terus ada juga nuansa New Wave 80 an di track-track kaya Bad Love dan Pretending, dan akustik 90 an yang ngetren lewat MTV Unplugged di Layla dan Tears In Heaven. Overall, si produser album ini benar-benar mendeskripsikan Clapton dengan baik secara historis, proses mixing modern tapi sound nya tetap pada zamannya, tanpa kehilangan kualitas, nuansa dan kejernihan suara, walau pun itu lagu udah ada di jaman saya belum ada.
The Trees and The Wild - RasukNah, kalo CD artis lokal, menurut saya The Trees and The Wild adalah juaranya, sampai sekarang. Awalnya saya kira ini band kaya Homogenic, band indie yang beraliran elektonika, dustak-dustak gitulah bunyinya. Ternyata bukan, ini band mengusung musik apa juga saya kurang tahu, yang pasti itu shoegaze di awal-awal track, lalu terdengar seperti King of Convenience dicampur dengan suara John Mayer di tengah, dan track terakhir-akhir seperti The Cardigans bersuara jantan. Tapi saya suka, sounds are very clean, sedikit distorsi, banyak suara gitar akustik, dan ada string section nya, ga ketebak, bahkan ada irama keroncong jawa, di track berjudul Our Roots, mungkin ini akar kesenian dan budaya mereka. Denger album ini saya merasa teduh dan damain, kaya di bawah pohon di tengah hutan belantara, seperti nama bandnya. Overall, album ini bagus, jernih, jarang hasil rekaman lokal, apalagi indie yang sejernih dan "seteduh" ini.
ya jgn mp3 dong... kalo mau kualitas sama kaya' cd, import aja ke format apple lossless ato aiff.. tapi harddisk kudu siap, 1 album bisa lebih dari 1GB :)
BalasHapusKepada saudara anonim..saya juga convert ke alac (apple lossless audio codec) dan flac sekalian, dan ternyata ini memang..itu convert ke mp3 dalam rangka mau dimasukin ke ipod, biar ga makan space,hehehe :)
BalasHapusanonim dan anonoh bercakap-cakap. sungguh aneh. aneh sungguh. hahaha
BalasHapus